Kamis, 29 Maret 2012

SOFT SKILL DAN HARD SKILL

 APA ITU SOFT SKILL :

 karakter yang melekat pada diri seseorang dan sudah dibangun sejak kecil (didikan lingkungan dan keluarga).
- kemampuan yang tidak terlihat
- kemampuan interpersonal diri pribadi seseorang diluar  kemampuan akademiknya (kecerdasan emosi, semangat, ambisi, empati, dll). Interpersonal skill ini meliputi : manajemen waktu, punya goal setting dan tujuan hidup yang jelas, kemampuan komunikasi, kemampuan sosialisasi (berhubungan dengan orang lain), kepeminpinan, kemampuan berbicara di depan publik/khalayak ramai, dlsb.
Butuh usaha keras untuk mengubahnya. Tetapi, soft skills bukan sesuatu yang stagnan. Soft skill hanya bisa ditularkan, bukan diajarkan.
Cara meningkatkan soft skills adalah sebagai berikut :
- learning by doing. Soft skill bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman dalam dunia kerja/berorganisasi.
- Berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan orang lain.
- Mengikuti pelatihan-pelatihan / seminar tentang manajemen.
  

 http://hadi-ansani.blogspot.com/2009/01/apa-itu-soft-skill.html



APA PERBEDAAN SOFT SKILL DAN HARD SKILL : 





Soft skill adalah istilah sosiologis yang mengacu pada sekelompok karakter kepribadian, rahmat sosial, fasilitas dengan bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme bahwa orang tanda untuk berbagai tingkat. Soft skill melengkapi hard skill, yang merupakan persyaratan teknis pekerjaan.

Sementara untuk pengertian hard skill atau sebagai orang menyebutnya hard competence sebagai berikut : 

Kompetensi keras merujuk pada pekerjaan spesifik kemampuan, dan relevansi akan tentang pengetahuan khusus yang berhubungan dengan "up to date" sistem.
Dari pengertian antara soft skill dan hard skill dapat kita menyimpulkan :

setiap profesi profesi dapat di tuntut untuk memiliki hard skill yang khusus, tetapi soft skill bisa merupakan kemampuan yang harus di miliki setiap profesi.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/23/sinergi-soft-skill-dan-hard-skill/
 
 
 
 APA KETERKAITAN SOFT SKILL DAN HARD SKILL TERHADAP DIDUNIA KERJA DAN PERKULIAHAN : 
 
 
  Bukan hanya di lingkungan akademisi kita di tuntut untuk mengembangkan sofkill kita, sebelum nantinya kita siap untuk memasuki dunia nyata (real word) tapi pengasahahan sofkill juga di dalam agama kita di suruh untuk mengasahnya keterampilan menjadi seorang yang profesional dan ahli di bidang yang digeluti.
Hadis di atas menegaskan kita untuk membangun sebuah kemapuan baik itu Hardskill maupun Sofkill. Sukses meraih cita-cita dan karir di masa depan tidak hanya ditentukan oleh hardskill, seperti tingginya nilai indeks prestasi (IP), penguasaan teori serta terampil dalam mengoperasikan peralatan laboratorium dan perangkat berteknologi tinggi. Ada banyak cerita dari orang-orang yang tidak memiliki IP yang tinggi meraih sukses dalam kehidupannya, karena mereka mengandalkan pertumbuhan softskill.
Istilah soft skill memang tergolong baru terdengar, tetapi soft skill merupakan kemampuan-kemampuan dasar yang perlu ditumbuhkan dalam diri anda, agar dapat memotivasi diri dari orang lain, bertanggung jawab, membangun relasi, berkomunikasi, negosiasi, beradaptasi dengan lingkungan, berekreasi, berinovasi dan berwirausaha, memimpin, membangun kerjasama, mengelola sumber daya dan lain sebagainya. 





SOFT SKILL APA SAJA YANG DI BUTUHKAN DI DUNIA KERJA : 


Di dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan tuntutan. Terlebih di dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan teknologi. Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut disamping kecerdasan intelektual. Berdasar hasil survey Nasional Assosiation of Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia kerja. Yang jauh lebih penting adalah sotfskill antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran, kerjasama, motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja yang efektif.

Kemampuan softskill diatas, sebetulnya masuk dalam kecerdasan emosional yang menurut definisi adalah Kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, Kemampuan memotivasi diri, Kemampuan mengendalikan diri/ mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain (Daniel Goleman). Ada lima kecedasan emosial yang dibutuhkan didunia kerja sekarang ini, yaitu :
  1. Kesadaran Emosional , yang meliputi kedewasaan emosi dalam  pengambilan keputusan yang win-win solution.
  2. Pengelolaan Emosional (pengedalian diri) yang meliputi kemampuan kepekaan, sabar dan  tabah dalam menjalankan tugas.
  3. Motiovasi Diri, yang meliputi  kemampuan berpikir positif, ulet dan pantang menyerah
  4. Empati pada Sesama  ; yang meliputi kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat, akrab dan kekeluargaan
  5. Ketrampilan Sosial , yang meliputi kemampuan bermusyawarah, bekerjasama, kepentingan umum/tim)
Di sisi lain secara teori, di dalam dunia kerja, ada 3 (tiga) unsur utama yang harus dipenuhi agar seseorang dikatakan memiliki kompetensi  yang meliputi kompetensi knowledge atau cognitive domain, skill atau psychomotor domain, serta attitude atau affective domain.(Jayagopan Ramasamy, Malaysia 2006). Dalam teori tersebut dikatakan bahwa kompetensi tersebut harus bisa diukur (measurable), dinilai, ditunjukkan (demonstrable) dan diamati (observable) melalui perilaku pada saat melaksanakan tugas. Sasaran akhir dari kompetensi adalah perilaku yang diharapkan (desired behaviour) dan perlu ditunjukkan dalam melaksanakan tugas.

Sumber : http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/edisi-122-februari-2011/366-kebutuhan-soft-skill-di-dunia-kerja